buat yang mau membicarakan tentang agama islam...
di sini tempat nya ..
mau tanya dan mau sharing serta bagi ilmu.. ayo ..

Senin, 25 Juli 2011

Al-Faruq Umar

Seorang lelaki perkasa
Yang menegakkan jiwa raganya
Untuk berkorban dan berjuang
Dalam menyuarakan misi sang nabi

Berawal dari masa yang kelam
masa yang amat menyedihkan
Tiada toleran dan tiada belas kasih
Menjadikannya seorang yang kejam

Namun, hal itu kini sudah tiada arti baginya
Setalah sang adik melantunkan kalam ilahi
Walau berawal dari penetangan pada nabi
Akhirnya, ia pun menerima seruan itu

Dialah Umar putra Khattab
Seorang pria yang telah berubah
Dari kebengisan kepada kasih sayang
Dari kekejaman kepada keadilan

Senin, 18 Juli 2011

persiapan menyambut ramadhan

Sebelum menyambut ramadhan, apa yang sudah kita persiapkan?
program apakah yang sudah kita rancang?
Bagaimanakah kabar iman kita selama ini?
Sejauh manakah kesiapan mental kita menyambut datangnya bulan suci ini?
Sudahkah kita renungkan berapa banyak kesalahan yang kita perbuat?
Berapa banyakkah kita beristighfar dan meminta sesuatu kepada Allah?
Sadarkah anda, bahwa selama ini kita selalu diawasi oleh-NYA?
Apakah benar kita selalu mengoreksi diri kita selama ini?
Bagaimana dengan tilawah Qur'an kita?
Apakah kita hanya sekadar "tradisi" membaca saja? 
Sudahkah kita melaksanakan apa yang diperintahkan Allah dalam Al-Qur'an?
Apa yang akan kita jawab di hari perhitungan jika kita tidak mengamalkan Qur'an dan tidak menjadikannya pedoman hidup kita?
Semoga pertanyaan ini dapat kita renungkan baik-baik, mari kita tingkatkan keimanan dan ketakwaan kita serta meningkatkan semangat dalam menyambut Ramadhan ini. Semoga kita dapat menjadikan Al-Qur'an sebagai pandangan hidup (way of life) dalam berbagai bidang, bukan sekadar tradisi baca-khatam saja. semoga kita dapat meresapi makna ayat-ayat Al-Qur'an. Amiiin





Senin, 11 Juli 2011

renungan hari ini

Sudahkah kita menyadari apa yang kita lakukan selama ini ikhlas karena Allah?
Apakah yang kita pikirkan sebelum melakukan suatu amal shalih?
Bisakah kita mengahadapi segala macam cobaan tatkala musibah demi musibah datang?
Pernahkah terbayang dalam otak kita bahwa kita makhluk yang diciptakan Allah dari sesuatu yang paling hina?
Bagaimankah cara kita melangkah ke depan untuk menjadi yang terbaik?

Silahkan kita merenung bersama tentang ini

Rabu, 06 Juli 2011

Bercermin pada air

pernakah aku berpikir
bahwa aku dapat tenang
seperti air yang mengalir
layaknya sungai yang jernih

Penghalang Dalam Mengenal Allah



Meskipun demikian, manusia tetaplah manusia dengan segala sifat baik dan buruk yang terdapat dalam dirinya. Bagi mereka yang dapat memenejemen dirinya mengikuti sifat baiknya, maka hal ini tidak akan menjadi masalah. Namun manakala mereka mengikuti sifat buruk dalam dirinya, tentulah hal ini dapat menjadi penghalang dalam menempuh jalan menuju pengenalan terhadap Allah SWT. Secara garis besar terdapat beberpa hal (yang harus kita hindari) yang menghalangi manusia untuk mengenal Allah, diantaranya adalah:

1.Kefasikan (الفسق)

Fasik adalah orang yang senantiasa melanggar perintah dan larangan Allah, bergelimang dengan kemaksiatan serta senantiasa berbuat kerusakan di bumi. Sifat seperti ini akan menghalangi seseorang untuk mengenal Allah SWT. Allah menggambarkan mengenai sikap fasik ini dalam (QS. 2 : 26 – 27):

إِنَّ اللَّهَ لاَ يَسْتَحْيِي أَنْ يَضْرِبَ مَثَلاً مَا بَعُوضَةً فَمَا فَوْقَهَا فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا فَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ وَأَمَّا الَّذِينَ كَفَرُوا فَيَقُولُونَ مَاذَا أَرَادَ اللَّهُ بِهَذَا مَثَلاً يُضِلُّ بِهِ كَثِيرًا وَيَهْدِي بِهِ كَثِيرًا وَمَا يُضِلُّ بِهِ إِلاَّ الْفَاسِقِينَ* الَّذِينَ يَنْقُضُونَ عَهْدَ اللَّهِ مِنْ بَعْدِ مِيثَاقِهِ وَيَقْطَعُونَ مَا أَمَرَ اللَّهُ بِهِ أَنْ يُوصَلَ وَيُفْسِدُونَ فِي الأَرْضِ أُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ*

“Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: "Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?" Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik. (yaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allah sesudah perjanjian itu teguh, dan memutuskan apa yang diperintahkan Allah (kepada mereka) untuk menghubungkannya dan membuat kerusakan di muka bumi. Mereka itulah orang-orang yang rugi.”

2.Kesombongan (الكبر)

Kesombongan merupakan suatu sikap dimana hati seseorang ingkar dan membantah terhadap ayat-ayat Allah, dan mereka tidak beriman kepada Allah SWT. Allah berfirman (QS. 16 : 22):

إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَالَّذِينَ لاَ يُؤْمِنُونَ بِالآخِرَةِ قُلُوبُهُمْ مُنْكِرَةٌ وَهُمْ مُسْتَكْبِرُونَ

“Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa. Maka orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat, hati mereka mengingkari (keesaan Allah), sedangkan mereka sendiri adalah orang-orang yang sombong.”

3.Kedzaliman (الظلم)

Sifat kedzaliman merupakan sifat seseorang yang menganiaya, baik terhadap dirinya sendiri, terhadap orang lain, ataupun terhadap ayat-ayat Allah SWT. Mengenai sifat ini, Allah berfirman dalam (QS. 32 : 22):

وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ ذُكِّرَ بِآيَاتِ رَبِّهِ ثُمَّ أَعْرَضَ عَنْهَا إِنَّا مِنَ الْمُجْرِمِينَ مُنْتَقِمُونَ

“Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya, kemudian ia berpaling daripadanya? Sesungguhnya Kami akan memberikan pembalasan kepada orang-orang yang berdosa.”

4.Kedustaan (الكذب)

Kedustaan merupakan sikap bohong dan pengingaran. Dalam hal ini adalah membohongi dan mengingkari ayat-ayat Allah SWT. Allah berfirman QS. 2 : 10

فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ

“Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.”

5.Banyak melakukan perbuatan maksiat (dosa) (كثرة المعاصي)

Allah berfirman (QS. 83 : 14):

كَلاَّ بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

“Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka.”

6.Kejahilan/ kebodohan (الجهل)

Allah berfirman (QS. 29 : 63) :

وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ نَزَّلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَحْيَا بِهِ الأَرْضَ مِنْ بَعْدِ مَوْتِهَا لَيَقُولُنَّ اللَّهُ قُلِ الْحَمْدُ لِلَّهِ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لاَ يَعْقِلُونَ

“Dan sesungguhnya jika kamu menanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menurunkan air dari langit lalu menghidupkan dengan air itu bumi sesudah matinya?" Tentu mereka akan menjawab: "Allah". Katakanlah: "Segala puji bagi Allah", tetapi kebanyakan mereka tidak memahami (nya).”

7.Keragu-raguan (الإرتياب)

Allah berfirman dalam (QS. 22 : 55) :

وَلاَ يَزَالُ الَّذِينَ كَفَرُوا فِي مِرْيَةٍ مِنْهُ حَتَّى تَأْتِيَهُمُ السَّاعَةُ بَغْتَةً أَوْ يَأْتِيَهُمْ عَذَابُ يَوْمٍ عَقِيمٍ

“Dan senantiasalah orang-orang kafir itu berada dalam keragu-raguan terhadap Al Qur'an, hingga datang kepada mereka saat (kematiannya) dengan tiba-tiba atau datang kepada mereka azab hari kiamat. Dan senantiasalah orang-orang kafir itu berada dalam keragu-raguan terhadap Al Qur'an, hingga datang kepada mereka saat (kematiannya) dengan tiba-tiba atau datang kepada mereka azab hari kiamat.”

8.Penyimpangan (الإنحراف)

Allah berfirman (QS. 5 : 13):

فَبِمَا نَقْضِهِمْ مِيثَاقَهُمْ لَعَنَّاهُمْ وَجَعَلْنَا قُلُوبَهُمْ قَاسِيَةً يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ عَنْ مَوَاضِعِهِ وَنَسُوا حَظًّا مِمَّا ذُكِّرُوا بِهِ وَلاَ تَزَالُ تَطَّلِعُ عَلَى خَائِنَةٍ مِنْهُمْ إِلاَّ قَلِيلاً مِنْهُمْ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاصْفَحْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

“(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuk mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka merobah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka kecuali sedikit di antara mereka (yang tidak berkhianat), maka maafkanlah mereka dan biarkanlah mereka, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.”

9.Kelalaian (الغفلة)

Allah berfirman dalam (QS. 7 : 179):

وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالإِنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لاَ يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لاَ يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لاَ يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَاْلأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ

“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.”

muqadimah

Muqadimah

Mengenal Allah merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan setiap insan. Karena dengan mengenal Allah, seseorang akan lebih dapat mengenali dirinya sendiri. Dengan mengenal Allah seseorang juga akan dapat memahami menegenai hakekat keberadaannya di dunia ini; untuk apa ia diciptakan, kemana arah dan tujuan hidupnya, serta tanggung jawab yang dipikulnya sebagai seorang insan di muka bumi. Dengan lebih mengenal Allah, seseoran juga akan memiliki keyakinan bahwa ternyata hanya Allah lah yang Maha Pencipta, Maha Penguasa, Maha Pemelihara, Maha Pengatur dan lain sebagainya. Sehingga seseorang yang mengenal Allah, seakan-akan ia sedang berjalan pada sebuah jalan yang terang, jelas dan lurus.

Sebaliknya, tanpa pengenalan terhadap Allah, manusia akan dilanda kegelisahan dalam setiap langkah yang dilaluinya. Ia tidak dapat memahami hakekat kehidupannya, dari mana asalnya, kemana arah tujuannya dan lain sebagainya. Seakan akan ia sedang berjalan di sebuah jalan yang gelap, tidak tentu dan berkelok. Dalam Al-Qur’an Allah SWT menggambarkan (QS. 6 :122) :

أَوَمَنْ كَانَ مَيْتًا فَأَحْيَيْنَاهُ وَجَعَلْنَا لَهُ نُورًا يَمْشِي بِهِ فِي النَّاسِ كَمَنْ مَثَلُهُ فِي الظُّلُمَاتِ لَيْسَ بِخَارِجٍ مِنْهَا كَذَلِكَ زُيِّنَ لِلْكَافِرِينَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar daripadanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan.”